Kamis, 17 Januari 2008

PENINGKATAN PRODUKSI PADI


SOSIALISASI PADI HIBRIDA MENDUKUNG
PENINGKATAN PRODUKSI PADI NASIONAL
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

1. Kebutuhan beras dalam negeri masih terus meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi yang masih tinggi.
Kebutuhan beras nasional memang dapat dipenuhi dari produksi dalam
negeri dan impor. Namun karena jumlah penduduk yang besar (lebih dari
220 juta orang) dan terus bertambah serta tersebar di ribuan pulau, maka
ketergantungan akan pangan impor dapat menyebabkan rentannya
ketahanan pangan dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan,
termasuk sosial, ekonomi, dan bahkan politik.
2. Dalam rangka mewujudkan swasembada beras lestari pemerintah telah
mencanangkan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)
dengan target peningkatan produksi beras 2 juta ton atau setara dengan
peningkatan 6,4 % pada tahun 2007 dan 5% untuk tahun-tahun selanjutnya
sampai dengan 2009. Program ini telah menjadi komitmen bersama dan
harus segera diimplementasikan. Berdasarkan pengalaman selama ini,
peran inovasi teknologi sangat besar dalam mewujudkan peningkatan
produksi padi. Penelitian padi Badan Litbang Pertanian, swasta nasional
dan BUMN telah menghasilkan inovasi teknologi padi yang perlu segera
disampaikan pada para pengguna. Open House ini dilaksanakan dalam
rangka percepatan diseminasi inovasi teknologi untuk mendukung P2BN.
3. Selama ini para peneliti padi nasional telah bekerja keras menghasilkan
berbagai teknologi pertanian yang dirancang untuk mampu beradaptasi
dengan kondisi lingkungan usahatani di Indonesia. Dalam hal produktivitas
padi, hasil maksimum varietas padi sesuai dengan potensi genetiknya
sudah mampu dicapai oleh para petani maju di sejumlah sentra produksi.
Berkaitan dengan hal itu, upaya baru dalam menembus batas atas (breaking
yield barrier) potensi hasil tersebut adalah dengan perakitan padi hibrida.
Open Hause MT I 2007
2
4. Hingga saat ini Departemen Pertanian telah melepas 31 varietas unggul padi
hibrida, 6 varietas dirakit oleh BB Padi, 25 varietas padi hibrida lainnya
dimiliki oleh perusahaan berupa 2 padi hibrida rakitan Indonesia, 14 padi
hibrida introduksi dari China, 5 dari Jepang, dan 4 dari India. Keunggulan
padi hibrida rakitan BB Padi adalah relatif lebih tahan terhadap hama wereng
coklat, penyakit tungro dan penyakit hawar daun bakteri.
5. Berbagai pengujian di Indonesia menunjukkan bahwa padi hibrida dengan
keunggulan heterosisnya memiliki daya hasil 10 – 25%. Demonstrasi dan uji
coba pengembangan padi hibrida yang dilepas Badan Litbang Pertanian
melalui Program P3T di 13 kabupaten menunjukkan bahwa padi hibrida
tersebut memberikan hasil rata-rata-rata 7,35 ton GKG/ha, atau 16,5% lebih
tinggi dibanding varietas biasa dengan hasil 6,31 ton GKG/ha. Di Bali
penanaman padi hibrida Maro dan Rokan di lahan petani memberikan hasil
1,7 – 2,10 ton/ha atau 29,0 – 34,1% lebih tinggi dari IR 64. Bahkan di lokasi
dan teknologi yang tepat lainnya hasilnya lebih dari 9 ton/ha. Data di atas
memberikan gambaran bahwa wilayah pengembangan spesifik sangat
mendukung penampilan padi hibrida. Oleh karena itu, pengembangan padi
hibrida mutlak harus memperhatikan kesesuaian wilayah. Produktivitas padi
hibrida rakitan Badan Litbangtan tidak kalah dengan padi hibrida introduksi
dari China yang dilepas di Indonesia
6. Untuk mendukung pengembangan padi hibrida, BB Padi telah
mengidentifikasi lokasi yang sesuai dan juga telah mengembangkan teknik
produksi benih F1 hibrida melalui teknik sinkronisasi waktu pembungaan,
proses penyerbukan, dan polinasi tambahan. Teknik tersebut telah
menghasilkan benih mencapai 1,5 t per ha.
7. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi bekerjasama dengan Pemda
Kabupaten Subang, dan para pengusaha agro-input mengadakan Open
House di Sukamadi dari tanggal 19-24 Juni 2007 dengan tujuan
memperkenalkan kepada masyarakat teknologi padi hibrida dan inbrida
terbaru dalam rangka percepatan diseminasi teknologi. Open house dihadiri
staf BPTP, Kepala Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten, peneliti, penyuluh,
Open Hause MT I 2007
3
dosen, dan petani dari dalam dan luar Jawa Barat. Tema dari open house ini
adalah ” Sosialisasi Padi Hibrida Mendukung Peningkatan Produksi
Padi Nasional”
8. Penyelenggaraan Open House bertujuan: 1) Memperagakan teknologi prapanen
hingga pasca-panen padi yang prospektif bagi program peningkatan
produksi padi, 2) Membangun dan menjalin komunikasi yang efektif antara
lembaga penelitian dan institusi penentu kebijakan, penyuluh, petani,
masyarakat dan pelaku agribisnis, 3) Membangun jaringan informasi antara
lembaga penelitian dengan pengguna (stakeholders) dan 4) Mendapatkan
umpan balik dari pengguna inovasi BB Padi.
9. Pada ekspose BB Padi kali ini antara lain menampilkan 21 varietas hibrida
terdiri atas 6 hibrida rakitan BB Padi, 2 padi hibrida harapan H17 dan H51
hasil rakitan BB Padi, dan 13 varietas padi hibrida dari perusahaan swasta,
serta 1 varietas pembanding inbrida Ciherang. Di samping itu juga
ditampilkan VUTB, VUB, padi gogo, padi tahan salin, plasma nutfah sumber
daya genetik padi, pendekatan PTT, SRI, unit produksi benih sumber
(UPBS), proses produksi benih F1, calon-calon varietas, dan produksi benih
inbrida untuk kelas FS.
10. Selama ekspose berlangsung setiap hari diharapkan 100 orang hadir
menyaksikan pertanaman, meninjau poster dan fasilitas yang dimiliki BB
Padi, diperkirakan akan terjadi diskusi dengan para pemandu dan peneliti
mengenai berbagai teknologi dan masalah perpadian.
11. Dimasa yang akan datang perbaikan karakter padi hibrida terus akan
dilakukan untuk memperbaiki ketahanannya terhadap hama penyakit dan
peningkatan potensi produksi mencapai 15 t per ha melalui perakitan padi
hibrida tipe baru. Galur H51 adalah galur harapan hibrida yang salah satu
tetuanya padi tipe baru.
12. Setelah mengunjungi BB Padi diharapkan pengunjung dapat memahami
teknologi padi yang ada dan menerapkan inovasi yang dihasilkan oleh para
peneliti BB Padi yang dilihat di lahan mereka. Khusus untuk para penentu
Open Hause MT I 2007
4
kebijakan diharapkan dapat memperoleh masukan untuk melakukan
langkah-langkah nyata dalam upaya peningkatan produksi padi.

Tidak ada komentar: